Senin, 30 November 2015

NOVEMBER, MOVEMBER, OR LOVEMBER?

0


Bagi seorang Titis Karistiantari bulan November merupakan bulan yang paling varokah. Karena apa?
Karena pada 23 tahun yang lalu, seorang dokter memprekdisikan tentang kelahiran seorang bayi yang akan lahir pada tanggal 16 November dan akan menghebohkan suatu kediaman terpencil di pinggir sungai dekat hutan belantara.

Dan akhirnya lahirlah sayaaaaaaaaaaaa *catwalk di jembatan* *conveti daun kering bertebaran*. 

Itu adalah salah satu alasan kenapa namaku dinamakan ‘Titis’ karena kata ‘titis’ itu artinya ‘tepat’. Yah ketepatan dokter dalam menebak tanggal berapa aku akan lahir. Simple but yeah, bisa diterima.

Setiap tanggal 16 November di setiap tahunnya, aku selalu disambut ucapan dari ibu tercinta ketika aku bangun tidur. Itu pasti. Kemudian bapak lewat telepon (kalau pas bapak ada di rumah, ya mereka berdua yang menyambut pagiku pertama kali), terus baru aku cek hp dan sosmed. Biasa-biasa aja kan ya. Tapi aku tetap bersyukur karena aku masih diberi kesempatan dan kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa untuk bertanggungjawab akan diriku yang semakin lama semakin ubanan, hehe.

Selama 2 tahun belakangan ini, hari spesialku memang terasa lebih spesial karena ada ‘sesuatu’. Mungkin nggak usah dibahas aja ya biar nggak baper. Tapi kali ini aku sangat-sangat-sangat tidak berharap apapun. 

Beneran!

Sumpah!

Daripada kecewa kan ya. Aku menganggap hari ini seperti hari-hari kemarin tapi dengan aku yang ‘agak’ merasa berbeda karena semakin tua tentunya. Dan hari yang kukira akan kulewati dengan duduk manis di rumah sambil menghabiskan deretan film-film baru yang mengantre untuk kutonton, datanglah seseorang yang mengajakku menjelajahi suatu desa terpencil di sebelah utara-agak ke barat sedikit. Dia beralasan agar aku punya kesibukan dan fikiranku bisa teralihkan  dari suatu hal gitu. Thanks for belono yang sudah menculik dan membawaku seharian untuk menyambangi bupuh bulik paklik demi beberapa kardus yang isinya mangga dan sekarung nangka. Sempat berfoto ria di tengah jalan, menyapa semua orang di jalan (emang ajak selow deh keknya ni anak), karaokean di jalan, sambung menyambung lirik, dan berbagai hal GJ kita lakukan sepanjang jalan dari rumahku-Ngawi-Madiun-balik ke rumahku lagi. Sampai rumah, langsung tepar. Mungkin kalau kakiku bisa teriak bakal bilang kayak gini ‘Rasane koyok digepukiiiiii....’ (bayangkan ya mangku nangka yang ukurannya guede sampek bisa tak peluk loh!)



Tanggal 16 November pun berakhir dengan aku tepar terkulai lemas tidur di lantai gegara kecapekan. But thanks a lot, vroh!


Dan  pada tanggal 17 November, di usia yang udah setua ini, sehari aku nangis 3 kali.

Yang pertama, alasan yang sangat simpel. Aku nggak bawa charger. Gitu aja padahal tapi keselnya sampek ke ubun-ubun. Biasanya kan kalau aku sowan (?) ke rumah simbah, aku selalu bawa charger karena batre hpku yang udah hamil duluan alias udah sering lowbat. Dan hari itu aku lupa bawa charger sementara aku juga janjian sama orang Koreya adek keponakan dari saudara tiri anak pamannya Choi Siwon, Choi Run ‘ah (pelafalan dengan bahasa arab seperti mengucapkan huruf ‘ain). Dan berakhirlah dia yang menyusul ke tempat simbahku dengan jamuan pop es dan rujak petis. 

Alasan kedua, adalah sesuatu yang dibawa saat dia  menyusul ke rumah simbahku tadi, sesuatu yang katanya harus aku buka jam 9 malam. Jadi yah, aku nurut karena kan mungkin aja itu isinya sesuatu yang bisa glow in the dark? Hahaa jangan salahkan imajinasiku yang terlalu berlebihan, tapi beneran aku mengeset alarm jam 9 tepat lho biar bisa tepat waktu aku buka sesuatu itu. 

Dan ternyata ........................................ ada sebuah keping CD terbungkus kotak hitam yang mencurigakan. Setelah aku masukkan ke cd laptop, ternyata file nya dalam format .file . Duh ini anak bikin gregeten tapi untungnya karena aku cukup mahir untuk mengutak ngutak ngutik dengan hanya bermodalkan undo-redo jika terjadi sesuatu, akhirnya aku bisa membuka file itu. Sebuah video. Bukan video porno. Bukan pula video kerasukan uka-uka. Tapi ini adalah video penampakan beberapa sosok yang sangat kukenal dan ada beberapa yang nggak kukenal sama sekali. Mereka menenteng kertas yang bertuliskan sesuatu yang langsung membuat mataku berkaca-kaca.














HEY!

WHEN DID YOU DO THIS THING?

WHEEEEEEEN?

WHYYYYYYYYYY? (baper sudah overloaded sepertinya)

KOK BISA-BISANYA KAU MEMERINTAH (?) MEREKA (YANG ADA DI CONTACT LIST BBM MU) UNTUK MENULISKAN 1 KALIMAT DI KERTAS DAN BERPOSE GEJE TAPI MENGHARUKAN?

Yang paling mengharukan adalah ada beberapa orang yang nggak aku kenal juga ikutan. Tanah yo Irun!
 
Dan setelah beberapa penampakan selesai menampakkan diri mereka, tampaklah seorang pelaku sesungguhnya. Setiap kalimat yang kau tulis & ucapkan itu sangat nge-jleb di hatiku loh, suer! 

"Ingat umur, jangan lirik brondong-brondong kece yang bersliweran di dunia nan fana ini."
"Persahabatan selalu menemukan jalannya untuk bertemu dan bersatu."
"My home, my diary, my live report, my enemy."
"Sepatu............."
"I am your home......"


Kayaknya ucapan terima kasih nggak cukup buat semua yang seorang adeknya blabla Choi Siwon lakukan buat aku. Aku hanya bisa bersyukur punya a kind of friend like you. Yang bisa membuatku nyaman menjadi diriku sendiri saat bersamamu.

-      Alasan ketiga.
Saking excitednya aku dapet surprise video dari adeknya blablabla Choi Siwon, aku langsung tak kuasa menuliskan sepatah dua patah kata terima kasih di personal message bbm ku. Dan beberapa saat kemudian tiba-tiba ada satu pesan bbm masuk. ‘Sesuatu’ yang tak mau aku ceritakan di awal tadi, dia mengirim pesan. Memberiku selamat ulang tahun. Dan meminta maaf karena telat. Dia terlalu sibuk. Dia lupa. Air mata tumpah, rusak move on sebelanga. Hahahahaaaah!

Sebenernya aku nggak apa-apa, tapi ya sepertinya itu yang pantes aku terima juga karena aku merasa, aku nggak pernah memberi dia apa-apa. Lalu kenapa aku harus berharap dapat? Haha, lucu kali kau Tis!

Dan hikmah yang aku dapat dari bertambahnya usiaku yang semakin tua ini, kebahagiaan nggak harus datang dari orang spesial. Keluarga bahkan teman-teman yang dengan sukarela mewarnai hari-hariku, mereka bisa dikatakan lebih berharga dari apapun yang ada di semesta ini.

Terima kasih, and goodbye, My ‘November’.

0 komentar:

Posting Komentar