Bagi seorang Titis Karistiantari bulan November merupakan
bulan yang paling varokah. Karena apa?
Karena pada 23 tahun yang lalu, seorang
dokter memprekdisikan tentang kelahiran seorang bayi yang akan lahir pada tanggal 16
November dan akan menghebohkan suatu kediaman terpencil di pinggir sungai
dekat hutan belantara.
Dan akhirnya lahirlah sayaaaaaaaaaaaa *catwalk di jembatan*
*conveti daun kering bertebaran*.
Itu adalah salah satu alasan kenapa namaku dinamakan ‘Titis’
karena kata ‘titis’ itu artinya ‘tepat’. Yah ketepatan dokter dalam menebak
tanggal berapa aku akan lahir. Simple but yeah, bisa diterima.
Setiap tanggal 16 November di setiap tahunnya, aku selalu
disambut ucapan dari ibu tercinta ketika aku bangun tidur. Itu pasti. Kemudian bapak
lewat telepon (kalau pas bapak ada di rumah, ya mereka berdua yang menyambut
pagiku pertama kali), terus baru aku cek hp dan sosmed. Biasa-biasa aja kan ya.
Tapi aku tetap bersyukur karena aku masih diberi kesempatan dan kepercayaan kepada
Yang Maha Kuasa untuk bertanggungjawab akan diriku yang semakin lama semakin
ubanan, hehe.
Selama 2 tahun belakangan ini, hari spesialku memang terasa
lebih spesial karena ada ‘sesuatu’. Mungkin nggak usah dibahas aja ya biar
nggak baper. Tapi kali ini aku sangat-sangat-sangat tidak berharap
apapun.
Beneran!
Sumpah!
Daripada kecewa kan ya. Aku menganggap hari ini
seperti hari-hari kemarin tapi dengan aku yang ‘agak’ merasa berbeda karena
semakin tua tentunya. Dan hari yang kukira akan kulewati dengan duduk manis di
rumah sambil menghabiskan deretan film-film baru yang mengantre untuk kutonton,
datanglah seseorang yang mengajakku menjelajahi suatu desa terpencil di sebelah
utara-agak ke barat sedikit. Dia beralasan agar aku punya kesibukan dan
fikiranku bisa teralihkan dari suatu hal gitu. Thanks for belono
yang sudah menculik dan membawaku seharian untuk menyambangi bupuh bulik paklik
demi beberapa kardus yang isinya mangga dan sekarung nangka. Sempat berfoto ria di tengah
jalan, menyapa semua orang di jalan (emang ajak selow deh keknya ni anak),
karaokean di jalan, sambung menyambung lirik, dan berbagai hal GJ kita lakukan
sepanjang jalan dari rumahku-Ngawi-Madiun-balik ke rumahku lagi. Sampai rumah,
langsung tepar. Mungkin kalau kakiku bisa teriak bakal bilang kayak gini ‘Rasane
koyok digepukiiiiii....’ (bayangkan ya mangku nangka yang ukurannya guede
sampek bisa tak peluk loh!)
Tanggal 16 November pun berakhir dengan aku tepar terkulai
lemas tidur di lantai gegara kecapekan. But thanks a lot, vroh!
Dan pada tanggal 17
November, di usia yang udah setua ini, sehari aku nangis 3 kali.
Yang pertama, alasan yang sangat simpel. Aku nggak
bawa charger. Gitu aja padahal tapi keselnya sampek ke ubun-ubun. Biasanya kan
kalau aku sowan (?) ke rumah simbah, aku selalu bawa charger karena batre hpku
yang udah hamil duluan alias udah sering lowbat.
Dan hari itu aku lupa bawa charger sementara aku juga janjian sama orang Koreya
adek keponakan dari saudara tiri anak pamannya Choi Siwon, Choi Run ‘ah
(pelafalan dengan bahasa arab seperti mengucapkan huruf ‘ain). Dan berakhirlah
dia yang menyusul ke tempat simbahku dengan jamuan pop es dan rujak petis.
Alasan kedua, adalah sesuatu yang dibawa saat
dia menyusul ke rumah simbahku tadi,
sesuatu yang katanya harus aku buka jam 9 malam. Jadi yah, aku nurut karena kan
mungkin aja itu isinya sesuatu yang bisa glow in the dark? Hahaa jangan
salahkan imajinasiku yang terlalu berlebihan, tapi beneran aku mengeset alarm jam 9
tepat lho biar bisa tepat waktu aku buka sesuatu itu.
Dan ternyata ........................................
ada sebuah keping CD terbungkus kotak hitam yang mencurigakan. Setelah aku
masukkan ke cd laptop, ternyata file nya dalam format .file . Duh ini anak bikin gregeten tapi untungnya karena aku cukup
mahir untuk mengutak ngutak ngutik dengan hanya bermodalkan undo-redo jika terjadi
sesuatu, akhirnya aku bisa membuka file itu. Sebuah video. Bukan video porno. Bukan
pula video kerasukan uka-uka. Tapi ini adalah video penampakan beberapa sosok
yang sangat kukenal dan ada beberapa yang nggak kukenal sama sekali. Mereka menenteng kertas
yang bertuliskan sesuatu yang langsung membuat mataku berkaca-kaca.
HEY!
WHEN DID YOU DO THIS THING?
WHEEEEEEEN?
WHYYYYYYYYYY? (baper sudah overloaded
sepertinya)
KOK BISA-BISANYA KAU MEMERINTAH (?) MEREKA
(YANG ADA DI CONTACT LIST BBM MU) UNTUK MENULISKAN 1 KALIMAT DI KERTAS DAN
BERPOSE GEJE TAPI MENGHARUKAN?
Yang paling mengharukan adalah ada beberapa
orang yang nggak aku kenal juga ikutan. Tanah yo Irun!
Dan setelah beberapa penampakan selesai
menampakkan diri mereka, tampaklah seorang pelaku sesungguhnya. Setiap kalimat
yang kau tulis & ucapkan itu sangat nge-jleb di hatiku loh, suer!
"Ingat umur, jangan lirik brondong-brondong kece yang bersliweran di dunia nan fana ini."
"Persahabatan selalu menemukan jalannya untuk bertemu dan bersatu."
"My home, my diary, my live report, my enemy."
"Sepatu............."
"I am your home......"
Kayaknya ucapan terima kasih nggak cukup
buat semua yang seorang adeknya blabla Choi Siwon lakukan buat aku. Aku hanya
bisa bersyukur punya a kind of friend like you. Yang bisa membuatku nyaman
menjadi diriku sendiri saat bersamamu.
- Alasan ketiga.
Saking excitednya aku dapet surprise video
dari adeknya blablabla Choi Siwon, aku langsung tak kuasa menuliskan sepatah
dua patah kata terima kasih di personal message bbm ku. Dan beberapa saat
kemudian tiba-tiba ada satu pesan bbm masuk. ‘Sesuatu’ yang tak mau aku
ceritakan di awal tadi, dia mengirim pesan. Memberiku selamat ulang tahun. Dan meminta
maaf karena telat. Dia terlalu sibuk. Dia lupa. Air mata tumpah, rusak move on
sebelanga. Hahahahaaaah!
Sebenernya aku nggak apa-apa, tapi ya
sepertinya itu yang pantes aku terima juga karena aku merasa, aku nggak pernah
memberi dia apa-apa. Lalu kenapa aku harus berharap dapat? Haha, lucu kali kau
Tis!
Dan hikmah yang aku dapat dari bertambahnya
usiaku yang semakin tua ini, kebahagiaan nggak harus datang dari orang spesial.
Keluarga bahkan teman-teman yang dengan sukarela mewarnai hari-hariku, mereka
bisa dikatakan lebih berharga dari apapun yang ada di semesta ini.
Terima kasih, and goodbye, My ‘November’.
0 komentar:
Posting Komentar