Dear My Brightest Star
(The star which has been
shining for many years will continue to shine up in the sky, as an angel)
Sampai detik ini, aku masih berharap, ini adalah mimpi
buruk.
Mimpi paling buruk.
Mimpi paling buruk yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Tapi, berkali-kali aku bangun dari tidur, aku salah.
This is not just a nightmare.
My reality, becomes the worst than a nightmare.
.
Kim Jonghyun.
Menemukanmu bukanlah perkara mudah seperti halnya cinta pada
pandangan pertama.
Bukan.
Menemukanmu, mungkin akan menjadi cerita yang amat sangat
panjang dan melelahkan.
.
Sebelum mengenalmu, aku terlebih dahulu terpikat oleh si
Flaming Charisma yang tampan. Sahabatmu seiman dalam hal urusan jahil-menjahili
orang. Ya, aku menyukai Choi Minho pertama kali.
Tapi itu tak berlangsung lama setelah
aku mengenal sang Almighty Key yang
memiliki sejuta pesona. Pribadinya hangat dan selalu menyenangkan. Aku menyukai
bagaimana cara dia menghidupkan suasana agar selalu ceria dan selalu percaya
diri di manapun. Tapi, rasa itupun juga tak bertahan lama.
Ketika aku mendengar
sang magnae, Lee Taemin, mengikuti acara Immortal Song pada awal Januari 2012,
aku berpindah haluan. Lagi. Suara Taemin sanggup membuat hatiku sedikit melemah
karena suaranya terlalu murni untuk kudengar. Aku juga menyukai kepolosannya. Cara
dia bersikap dewasa saat tampil di depan umum, tapi tak kuasa menahan sifat
kanak-kanaknya saat di depan para hyungnya.
Tapi, bukan berarti aku tak melirikmu sama sekali.
Bukan seperti itu.
.
Aku mengenalmu perlahan, pelan-pelan.
Seperti saat kau bernyanyi dengan nada tinggi yang menggetarkan
hati.
Saat kau sering berbuat jahil dan bertingkah konyol di depan
para member.
Saat kau menjadi yang paling cengeng diantara yang lain di setiap
konser berakhir.
Saat kau menjadi komposer handal, yang membuat lagu-lagu
SHINee dan teman-teman
sesama artismu semakin bersinar.
Saat kau menjadi sosok paling perhatian untuk keluarga, ibu, noona, dan Roo juga.
Dan perlahan-lahan pula, aku akhirnya menaruh sepenuh hatiku
padamu.
.
Aku mencintaimu secara perlahan, dan sadar atau tidak, rasa
ini jatuh semakin dalam.
Aku membelamu mati-matian saat beberapa temanku menyarankan,
agar aku memilih idol yang lebih rupawan.
Tapi bagiku, kaulah yang paling tampan di muka bumi ini.
Karena, tampan bukan berarti selalu rupawan dalam hal fisik.
Aku selalu menyukai apa yang kau perbuat, dan itu
menjadikanmu tampan seutuhnya.
Aku menyukai lirik-lirik yang telah kau rangkai dengan indah
dan akhirnya membentuk sebuah lagu, yang maknanya lebih dalam melebihi apapun.
Aku terlalu menyukai lagu-lagu ballad yang kau ciptakan dari
hatimu yang paling dalam.
Aku menyukai semua tentangmu.
.
But, the reality really
threw me so hard.
.
Ketika aku disibukkan dengan berbagai hal yang harus kulakukan
untuk memenuhi kebutuhan hidupku, akupun jarang mengunjungimu atau bahkan
melihat senyummu barang sebentar saja.
Aku merasa semakin jauh, apalagi ketika aku menyukai genre
musik lain dan aku lebih banyak menghabiskan waktuku di sana.
Aku merasa semakin jauh dan jauh lagi darimu, walaupun
beberapa temanku sering mengingatkanku dengan bertanya apakah aku masih suka
padamu.
Tapi jawabanku selalu iya, kau masih selalu menjadi nomor
urutan 1 di hatiku.
Karena aku merasa, sejauh manapun aku pergi bertualang, kau
akan selalu menjadi tempatku untuk pulang.
.
Tetapi, kenyataan memang begitu pahit.
Aku tak tahu kalau di balik senyum hangatmu yang selalu kau
tunjukkan padaku, pada kami, tersimpan kesedihan mendalam.
Aku memang bodoh karena tak pernah menyadarinya.
Aku memang bodoh karena mengira semua baik-baik saja asal
aku tetap di sampingmu.
Tapi sepertinya, perasaanku tak pernah sampai.
Kau terlalu jauh,
sampai kau mengatakan kalau kau kesepian.
Kau sudah tak kuat
menanggung semuanya sendirian.
Dan kau memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal, untuk
selamanya.
.
I CAN’T BELIEVE IT, TILL NOW.
WHEN I READ EVERY NEWS ON MY IG OR TWITTER OR FACEBOOK, I CAN’T
BELIEVE IT.
I STILL HOPE THAT YOU ARE OKAY, OR JUST NOT HEALTHY OR
ANYTHING, BUT NOT ‘DEAD’!
Banyak sekali yang memberitakan tentang kepergianmu. Berkali-kali
aku baca, aku lihat sekilas fotomu bertebaran di mana-mana.
Dan aku masih seperti “IS THAT REALLY YOU? YOU? MY JONGHYUN?
MY DINO?”
and i start crying.
Setelah lelah menangis, aku melakukan hal lain seperti
biasa.
Kemudian ada beberapa notif masuk di beberapa sosial mediaku dan tak
kuasa aku segera membukanya.
Berita yang sama, dari teman-temanku.
Tentang kepergianmu, dengan fotomu yang sedang tersenyum
lembut.
AND I CAN’T HOLD MY TEARS.
AGAIN.
.
Aku tak tahu kapan kesedihan ini akan berhenti.
Ketika aku membaca tau mendengar kata ‘Jonghyun SHINee’ itu
saja seperti menjadi seperti pemicu bagiku, untuk merasa sedih lagi dan lagi. Merasa
kehilangan berulang kali.
Sudah tak ada lagi dirimu di dunia ini.
Sudah tak ada.
Kau sudah pergi.
Milikku sudah pergi.
Lalu apa yang tersisa?
.
Mungkin duniaku, dunia kami, dunia para SHAWOL tak akan sama
lagi seperti dulu sepeninggalmu.
Tak akan pernah sama.
Because there were
five stars shining brightly in our hearts.
But, now and then,
there will be four stars and one angel that always shine brightly.
Selalu bersinar
bersama kami selamanya.
.
Terima kasih, Kim Jonghyun.
Karena telah memberi inspirasi, memberi kekuatan, dan
memberi apapun yang kau miliki pada kami.
Dan maafkan kami. Maaf.
Kami belum bisa berjanji untuk tidak bersedih.
Tidak untuk saat ini.
Tapi kami akan berusaha untuk terus bersama dan mendukung mereka,
terutama untuk Onew, Key, Minho, dan Taemin.
Sekali lagi, terima kasih, sayang.
Kau sudah bekerja keras selama ini.
Terima kasih.
Aku mencintaimu, selalu.
0 komentar:
Posting Komentar