Jumat, 11 September 2015

11 November (JongKey) - Part III

0


Aku tak tahu apa yang mesti kutulis kali ini.

Yang ku tahu hari ini tanggal 11 November, tanggal keramat, tanggal di mana adalah puncak-nya aku merindukan orang itu. Yah walaupun setiap hari aku masih merindukanya, tapi untuk kali ini, berbeda.


Yang ku tahu, aku tak pernah berubah. Aku masih sama seperti dulu. Menjadi Key yang pendiam tapi ceria. Yang masih suka membaca dan menulis cerita.

Tapi untuk masalah hati, aku tak tahu. Apa hati ini tetap sama seperti dulu, atau sudah ada hal lain yang mengubahnya.




Ketika penghujung natal tiba setahun yang lalu, ada sesosok pria cantik yang sangat bahagia di tengah derasnya salju. Yah, itu aku. Aku tak pernah perduli akan hawa dingin yang setiap saat akan menyusup dan meyebar ke seluruh permukaan kulitku.  Aku juga tak pernah memperhatikan banyaknya uap air yang kuhasilkan saat aku menghembuskan nafas. Aku tak perduli itu semua karena aku terlalu bahagia.

Ya, seorang Kim Kibum sedang bahagia saat itu.




Hari natal adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Karena natal, adalah salah satu kesempatan orang-orang dapat bertemu dengan keluarga, kerabat, kekasih,teman-teman jauh, dan bahkan dengan seseorang dari masa lalu. Itulah alasan kenapa aku sangat menyukai natal melebihi apapun. Karena itulah satu-satunya kesempatan aku bisa bertemu orang itu.

Semua keceriaan dan hiruk pikuk natal terasa semakin sempurna saat aku mendengar kabar dari temanku,kalau dia sudah pulang. Dia sudah sampai di rumahnya malam sebelum malam natal tiba. Dan aku hanya bisa berbahagia mendengar itu dan mempersiapkan hati kalau nanti aku bertemu dengannya.



Keesokan harinya saatnatal tiba, biasanya setiap keluarga mempunyai tradisi tersendiri untuk menghabiskan dan memanfaatkan hari natal mereka. Begitupun juga aku. Begitupun juga dia. Aku mendengar dari temanku kalau dia sedang berkumpul bersama dengan keluarga besarnya. Aku hanya bisa bersabar, mungkin nanti dia akan menyisihkan waktu untuk bertemu teman-temannya (dan mungkin juga aku). Aku akan menunggu. Sampai malam tiba, hingga keesokan harinya, keesokan harinya lagi sampai natal tak tersisapun, dia tak pernah datang menemuiku.

Dia memang pulang,


tapi dia tak pernah datang…





Aku tahu ini  mungkin terlalu berlebihan untuk ukuran sebuah perasaan. Aku terlalu muluk-muluk untuk mempertahankan sesuatu yang masih kuanggap ada, tapi baginya sesuatu ini sudah dianggap menghilang mungkin sejak 3 tahun yang lalu. Dan dia sudah menemukan sesuatu yang baru saat ini. Dia sudah mempunyai dunia barunya, dan seharusnya akupun juga begitu.


Aku saat ini juga berusaha keras untuk menemukan duniaku yang baru, duniaku tanpa dirinya. Yah benar aku menemukannya. Aku memang bahagia sekarang. Tapi entahlah, ada suatu bagian diriku yang hilang, seperti ada yang belum kembali ke tempatnya semula.


Ketika aku berusaha membuka mata lebih lebar, aku memperluas langkahku untuk menapaki dunia yang lebih luas, aku menemukan lagi sesuatu yang baru. Sesuatu yang berbeda dari dirinya, dan juga berbeda dengan orang yang bersamaku saat ini. Dia seperti sosok mungil yang memberiku kehangatan dan menjelaskan secara tak langsung bahwa kita harus menikmati apa yang harus kita jalani sekarang. Dan aku semakin terpesona saat aku mengetahui kalau dia adalah orang yang ceria, ramah, dan selalu membuatku tersenyum saat aku bertemu dengannya. Intinya, aku merasa bahagia dengan sosok mungil yang sering kujumpai saat ini. Tapi aku tersadar kalau dunia yang kami miliki mungkin jauh berbeda. Aku merasa seperti orang asing yang tiba-tiba masuk ke kehidupannya saat aku semakin jauh mengenalnya. Aku merasa nyaman, tapi kadang aku juga merasa tak berhak untuk semakin lama bersamanya. Aku ingin, tapi aku merasa tak pantas. Atau alasan yang paling logis, mungkin….

aku hanya takut terjatuh.

Seperti 3 tahun yang lalu……




Hari ini, 11 November 2014.

Tak terasa sudah 3 tahun.

Mulai saat ini, aku tak akan berharap lebih pada hal yang mungkin akan semakin mebuatku semakin terjatuh.

Aku akan membiarkan semuanya mengalir apa adanya.

Aku tak akan memaksakan perasaan ini. Perasaan harus mengingatnya, atau melupakannya.

Aku akan membiarkan semuanya mengalir tanpa paksaan.

Jika kau bertanya, apakah masih ada seorang ‘Kim Jonghyun’ dihatiku?

Aku tak bisa menjawabnya.

Aku akan membiarkan waktu yang menentukan dan menjawabnya.

Aku mungkin hanya bisa mengenang dan mengingat-ingatsemuanya.

Khususnya untuk bulan ini.

November to remember.


.

0 komentar:

Posting Komentar