Aku tak tahu apa yang mesti kutulis kali ini.
Yang
ku tahu hari ini tanggal 11 November, tanggal keramat, tanggal di mana
adalah puncak-nya aku merindukan orang itu. Yah walaupun setiap hari aku
masih merindukanya, tapi untuk kali ini, berbeda.
Yang ku
tahu, aku tak pernah berubah. Aku masih sama seperti dulu. Menjadi Key
yang pendiam tapi ceria. Yang masih suka membaca dan menulis cerita.
Tapi untuk masalah hati, aku tak tahu. Apa hati ini tetap sama seperti dulu, atau sudah ada hal lain yang mengubahnya.
Ketika
penghujung natal tiba setahun yang lalu, ada sesosok pria cantik yang
sangat bahagia di tengah derasnya salju. Yah, itu aku. Aku tak pernah
perduli akan hawa dingin yang setiap saat akan menyusup dan meyebar ke
seluruh permukaan kulitku. Aku juga tak pernah memperhatikan banyaknya
uap air yang kuhasilkan saat aku menghembuskan nafas. Aku tak perduli
itu semua karena aku terlalu bahagia.
Ya, seorang Kim Kibum sedang bahagia saat itu.
Hari
natal adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Karena
natal, adalah salah satu kesempatan orang-orang dapat bertemu dengan
keluarga, kerabat, kekasih,teman-teman jauh, dan bahkan dengan seseorang
dari masa lalu. Itulah alasan kenapa aku sangat menyukai natal melebihi
apapun. Karena itulah satu-satunya kesempatan aku bisa bertemu orang
itu.
Semua keceriaan dan hiruk pikuk natal terasa semakin sempurna saat aku mendengar kabar dari temanku,kalau dia
sudah pulang. Dia sudah sampai di rumahnya malam sebelum malam natal
tiba. Dan aku hanya bisa berbahagia mendengar itu dan mempersiapkan hati
kalau nanti aku bertemu dengannya.
Keesokan
harinya saatnatal tiba, biasanya setiap keluarga mempunyai tradisi
tersendiri untuk menghabiskan dan memanfaatkan hari natal mereka.
Begitupun juga aku. Begitupun juga dia. Aku mendengar dari temanku kalau
dia sedang berkumpul bersama dengan keluarga besarnya. Aku hanya bisa
bersabar, mungkin nanti dia akan menyisihkan waktu untuk bertemu
teman-temannya (dan mungkin juga aku). Aku akan menunggu. Sampai malam
tiba, hingga keesokan harinya, keesokan harinya lagi sampai natal tak
tersisapun, dia tak pernah datang menemuiku.
Dia memang pulang,
tapi dia tak pernah datang…
Aku
tahu ini mungkin terlalu berlebihan untuk ukuran sebuah perasaan. Aku
terlalu muluk-muluk untuk mempertahankan sesuatu yang masih kuanggap
ada, tapi baginya sesuatu ini sudah dianggap menghilang mungkin sejak 3
tahun yang lalu. Dan dia sudah menemukan sesuatu yang baru saat ini. Dia
sudah mempunyai dunia barunya, dan seharusnya akupun juga begitu.
Aku
saat ini juga berusaha keras untuk menemukan duniaku yang baru, duniaku
tanpa dirinya. Yah benar aku menemukannya. Aku memang bahagia sekarang.
Tapi entahlah, ada suatu bagian diriku yang hilang, seperti ada yang belum kembali ke tempatnya semula.
Ketika
aku berusaha membuka mata lebih lebar, aku memperluas langkahku untuk
menapaki dunia yang lebih luas, aku menemukan lagi sesuatu yang baru.
Sesuatu yang berbeda dari dirinya, dan juga berbeda dengan orang yang
bersamaku saat ini. Dia seperti sosok mungil yang memberiku kehangatan
dan menjelaskan secara tak langsung bahwa kita harus menikmati apa yang
harus kita jalani sekarang. Dan aku semakin terpesona saat aku
mengetahui kalau dia adalah orang yang ceria, ramah, dan selalu
membuatku tersenyum saat aku bertemu dengannya. Intinya, aku merasa
bahagia dengan sosok mungil yang sering kujumpai saat ini. Tapi aku
tersadar kalau dunia yang kami miliki mungkin jauh berbeda. Aku merasa
seperti orang asing yang tiba-tiba masuk ke kehidupannya saat aku
semakin jauh mengenalnya. Aku merasa nyaman, tapi kadang aku juga merasa
tak berhak untuk semakin lama bersamanya. Aku ingin, tapi aku merasa
tak pantas. Atau alasan yang paling logis, mungkin….
aku hanya takut terjatuh.
Seperti 3 tahun yang lalu……
Hari ini, 11 November 2014.
Tak terasa sudah 3 tahun.
Mulai saat ini, aku tak akan berharap lebih pada hal yang mungkin akan semakin mebuatku semakin terjatuh.
Aku akan membiarkan semuanya mengalir apa adanya.
Aku tak akan memaksakan perasaan ini. Perasaan harus mengingatnya, atau melupakannya.
Aku akan membiarkan semuanya mengalir tanpa paksaan.
Jika kau bertanya, apakah masih ada seorang ‘Kim Jonghyun’ dihatiku?
Aku tak bisa menjawabnya.
Aku akan membiarkan waktu yang menentukan dan menjawabnya.
Aku mungkin hanya bisa mengenang dan mengingat-ingatsemuanya.
Khususnya untuk bulan ini.
November to remember.
.
0 komentar:
Posting Komentar